Senin, 16 Februari 2009

Perempuan itu bernama V.I.N.A

"..........Di, titip anak-anak kalau aku mati hari ini..........", dari sebuah suara nun jauh di seberang sana seseorang menjerit lewat telepon dan menitipkan anak-anaknya. Penuh tanda tanya, kan ? Jadilah kisah tsb sebuah cerita fiksi, seperti di bawah ini. (Namanya cerita fiksi, maka semua yang tertulis dalam cerita judul itu adalah fiktif. Mohon maaf jika kebetulan sama dengan yang Anda punya, ya).

------------------------------------ 000 -------------------------------------------


" Pokoknya aku sudah gak tahan dan jelas kejadian dahulu kini akan terulang lagi. Pasti dia telah kawin lagi. Sialan........dasar brengsek........??", jerit Mariana membangunkan sebuah malam di rumah keluarga Joyodikarto. Anaknya yang tertidur menemaninya menunggu suaminya pulang, terbangun dan lalu pindah tidur ke kamarnya di loteng.


Suami Mariana yang bernama Joyo itu, sudah beberapa minggu ini pulang larut malam terus. Uang yang katanya dicari, ternyata gagal didapat katanya. "Bohong, pasti bohong", kata Mary. Dulu juga begitu, untung belum sampai punya anak segala. Wah dia memang stress dan benci berat kepada Joyo. Tetapi dia jelas ingin mengetahui isi sms di HP-nya. Suatu malam ketika Joyo sudah tidur kecapaian, dibacanya satu persatu isi sms yang hampir penuh itu. Rupanya ada sebuah jawaban Joyo : " dari Purwodadi saya langsung pulang ke rumah, gimana anak-anak sudah tidur ? ", ke sebuah nomor GSM.

Mary sudah mencatat nomor GSM perempuan itu dan pagi ini dia akan mencari tahu siapa dan dimana rumahnya ? Dia sangat geram dan benci sekali. Anehnya nomor GSM itu tidak pernah diangkat ketika dihubungi. Atas saran temannya, cobalah kirim sms, kapan-kapan pasti dibuka. Ternyata metode itu jitu banget, esoknya perempuan itu membalas sms dan secara tak langsung memberikan alamat rumahnya.

Bertambah geramlah Mariana, ketika sampai di alamat, ternyata orang yang dicari sedang pergi. Rumahnya yang besar dan bagus dihuni oleh empat orang saja. Selain perempuan itu dan kedua anaknya, ada juga seorang pembantu rumah tangga yang baik hati. " Ibu sedang tidak di rumah sejak pagi tadi, silakan menunggu di dalam jika mau menunggu. Mungkin sebentar lagi pulang ", kata pembantu itu seraya tersenyum ramah nian.

Meski merasa gengsi dan rasa benci yang membara, Mary dan kawannya akhirnya menunggu juga di ruang tamu yang asri. Dalam menunggunya, dua orang tamu itu matanya memandangi foto-foto berfigura. Mereka iri karena perempuan itu nampak lebih cantik darinya. Foto keluarga itu berempat, suami dan dua anaknya. " Mereka seperti keluarga yang terhormat ", pikirnya dalam hati.

" Selamat siang, Njenengan berdua sudah lama menunggu saya ? Kenalkan, nama saya V.I.N.A..........", kata sang perempuan yang dicari Mary yang ternyata bernama Vina.
( bersambung )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar